Financial Inventory & Life Habit

\"\"
Photo by Andrea Piacquadio on Pexels.com

25 APRIL 2020

More Stuff Does Not Equal More Happiness

Sebulan terakhir ini, lebih rajin beberes rumah dan bongkar lemari. Ternyata oh ternyata, too much stuff. Ketika mulai memisahkan barang-barang tersebut untuk didonasikan. Bring back the memory, ketika membeli barang tersebut dan inget lagi HARGAnya!

Badai COVID-19 ini membuat saya berpikir ulang tentang money habit.

Bisa Bukan Berarti Harus Beli

Bikin list daftar barang kepunyaan itu, ternyata bikin saya mengingat masa lalu, hahaha, kayanya keren ini baju (pada masanya) yang kalo saya lihat sekarang kok kezelll (dimana kerennya?)

Pemikiran saya di musim corona ini, “Barang-barang yang saya pikir fashion investment itu gak selamanya bisa bermanfaat.”

Dulu beli karena bisa beli. Tetapi di musim corona ini, semua hal saya pikir ulang. Bisa dan mampu membeli bukan berarti tetap harus dibeli. It is nice to have that bag but would be nicer if I have more liquid asset.

Financial Inventory Must Have List
Asset. Berapa jumlah uang di tabungan dan di akun investasi.

Liabilities. Berapa jumlah hutang, KPR, KPM, KPA, KTA, dan CC

Asuransi. Asuransi jiwa, kesehatan, rumah, mobil, dsb.

Tulis detail nama-nama Bank, no. rekening dan asuransi tersebut beserta contact person (kalo ada). Dimana letak dokumen berharga kita disimpan.

Financial Condition = Life Habit
Setelah bikin financial inventory, bikin saya tersadar kemana saja uang saya selama ini.

Our family, friends and environments affect the way we live. The way we adopt our lifestyle. Our sorroundings greatly influence our life decision, including our spending decision.

Belajar dan memulai melakukan financial inventory akan membantu kita to develop a clear plan for where to go, where our money should be.

CATEGORIES:

Uncategorized